Asalamuallaikum guys... kali ini tugas onliine akan membahas tentang makalah tentang komoditi sawi, nahh bagi kalian yang akan copy untuk tugas dan sbagainya lebih baik kalin isi foto di bagian komoditinya/ jenis-jenis sawi biar lengkap, cuman masukan aja siihh..
oh ya hampir lupa bila kurang lengkap atau apapun itu tolong komen di bahwah,.! jika ingin tau cara membuat sampul daftar isi ataupun kata pengantar klik saja tips dan trik di atas.. oke makasih guys sudah kunjungi web tugasonline.net,, wasalamm..
oh ya hampir lupa bila kurang lengkap atau apapun itu tolong komen di bahwah,.! jika ingin tau cara membuat sampul daftar isi ataupun kata pengantar klik saja tips dan trik di atas.. oke makasih guys sudah kunjungi web tugasonline.net,, wasalamm..

BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sayuran
adalah salah satu komponen dari menu makanan yang sehat, maka tidak heran jika
kebutuhan sayuran dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan. Di antara
bermacam-macam jenis sayuran yang dapat dibudidayakan, tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu
komoditas yang mempunyai nilai komersial tinggi. Budidaya tanaman sawi relatif mudah untuk
dilaksanakan, sehingga dapat dilakukan oleh petani ataupun pemula yang ingin
menekuni agrobisnis budidaya tanaman ini.
Budidaya tanaman sawi juga sangat cepat menghasilkan karena tanaman ini
memiliki umur relatif pendek (genjah), mulai dari awal pertanaman hingga siap
panen. Tanaman sawi hijau dapat dipanen setelah
berumur 30 hari setelah tanam sedangkan Masa panen pada tanaman pakcoy termasuk
singkat. Rata-rata, sawi sendok ini bisa dipetik hasilnya setelah berumur 45-60
hari sejak proses penanaman (Margiyanto,
2010).
Tanaman
sawi termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae atau tanaman kubis-kubisan yang memiliki nilai ekonomis
tinggi karena kaya akan serat, kandungan gizinya tinggi, dan juga tanaman ini
dipercaya mempunyai khasiat obat. Bagian
tanaman dari sawi yang dikonsumsi adalah daun-daunnya yang masih muda. Mengingat manfaat dan kegunaan dari tanaman
sawi yang begitu besar, sebaiknya mulai saat ini budidaya tanaman sawi perlu
untuk dikembangkan dalam upaya ikut serta menjaga kesehatan masyarakat (Haryanto., et al, 1995).
Selain
memiliki kandungan vitamin dan gizi yang penting bagi tubuh, tanaman sawi
dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita
batuk. Sawi yang dikonsumsi berfungsi
pula sebagai penyembuh sakit kepala Sebagian masyarakatpun mempercayai tanaman ini mampu
bekerja sebagai bahan pembersih darah.
Penderita penyakit ginjal dianjurkan untuk mengonsumsi sawi dalam jumlah
besar karena dapat membantu memperbaiki fungsi kerja ginjal (Yudharta,
2010).
Komposisi
zat-zat makanan yang terkandung dalam setiap 100 g berat basah tanaman sawi
berupa protein (2,3 g), lemak (0,3 g), karbohidrat (4,0 g), Ca (220,0 g), P
(38,0 g), Fe (2,9 g), vitamin A (1.940 mg), vitamin B (0,09 mg), dan vitamin C
(102 mg). Tanaman sawi kaya akan sumber
vitamin A, sehingga berdaya guna dalam upaya mengatasi masalah kekurangan
vitamin A atau mengatasi penyakit rabun
ayam (Xerophthalmia) yang sampai kini
menjadi masalah kalangan anak balita.
Kandungan nutrisi lain pada tanaman ini berguna juga dalam menjaga
kesehatan tubuh manusia (Haryanto.,
et al, 1995).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan
makalah adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara budidaya tanaman sawi yang
baik dan benar
2. Mengetahui manfaat dan faktor yang
mempengaruhi produksi tanaman sawi
BAB II
BUDIDAYA DAN USAHA TANI
2.1 Jenis – Jenis Tanaman Sawi Budidaya
Tanaman daerah masing-masing.
Sebelum membudidayakan harus menentukan jenis dan macam sawi, dengan begitu
akan memudahkan untuk mencapai tujuan pembudidayaan. Berikut ada 4 jenis sawi yang dapat di budidayakani:
a. Sawi Hijau ( Sawi bunga )
Sawi hijau ( Brassica compestris
sp. ) merupakan jenis sawi yang sangat populer di budidayakan. Tanaman sawi hijau ini memiliki batang pendek, daun berwarna
keputih-putihan, dan juga memiliki rasa pahit. Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan temparatur suhu normal,
dan juga baik di budidayakan di dataran tinggi yang mengandung bahan organik
serta unsur hara yang baik.
b. Sawi Putih
Sawi putih ( B.
Juncea L ) merupakan jenis yang sangat di sukai banyak orang dan juga
banyak yang membudidayakan tanaman ini. Tanaman
sawi ini memiliki bentuk bunga berwarna kuning cerah, daun berwarna hijau mudah
hingga tua, memiliki batang pendek dan tidak memiliki rasa. Tanaman sawi ini dapat di budidayakan di
dataran rendah dan dataran tinggi dengan berbagai media, harus memiliki curah
hujan baik, media tanam memiliki kandungan organik tinggi, subur da gembur. Dan cahaya matahari yang memadai.
c. Sawi Jepun ( Siow pak choi )
Sawi jepun ( Barssica
camprestis sp ) merupakan jenis sayuran sawi yang banyak di budidayakan di
wilayah tertentu. Tanaman ini memiliki
batang pendek berwrna putih, pangkal daun bergaris atau mengkerut kebawah,
berwarna hijau muda dan tua. Tanaman ini
banyak di budidayakan di wilayah tertentu dengan suhu normal, cahaya matahari
memadai, media tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik dan
memiliki curah hujan yang baik.
d. Sawi Pahit ( Bitter mustard )
sawi merupakan jenis tanaman sayuran
yang sangat di kenali dan populer.
Tanaman ini sudah banyak yang membudidayakan baik di negara
indonesia maupun negara lainnya. Selain mudah di budidayakan tanaman memiliki daya
pertumbuhan yang sangat cepat dan juga memiliki nilai ekonomis yang relatif
tinggi.
Nilai ekenomis yang tinggi membuat para petani ingin
membudidayakan tanaman sawi ini. Sawi
ini di kenal sebagai caisim, kubis dan lobak atau lainnya , tergantung dengan sawi pahit ( Brassica juncea var
rugosa ) merupakan salah satu jenis tanaman sawi terakhir yang paling
populer di indonesia. Tanaman ini selain
populer juga memiliki daya jual yang sangat tinggi dan juga mudah dibudidayakan (Yudharta,
2010).
Tanaman
ini memiliki daun berwarna hijau muda hingga hijau tua, memiliki batang pendek
berwrna putih, bunga berwrna kuning cerah, memiliki biji mengkilap berwrna
hitam dan juga memiliki rasa khas pahit. Tanaman
sawi pahit ini dapat di budidayakan di dataran rendah dan tinggi, dengan suhu
normal, media tanam gembur, subur dan banyak mengandung bahan organik dan juga
pertumbuhan yang sangat cepat.
2.2 Syarat Tumbuh
Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica
juncae L) dapat memberikan hasil panen yang
tinggi. Sehingga dengan
demikian untuk menunjang usaha tani sawi hijau yang berhasil, lokasi usaha tani
harus memiliki kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang di kehendaki tanaman. Sebab, kecocokan keadaan lingkungan (iklim dan tanah) sangat menunjang produktivitas tanaman
berproduksi. Hingga dewasa ini
masih banyak di jumpai petani mengalami kegagalan panen atau memperoleh
kuntungan yang rendah karena kurang memperhatikan keadaan lingkungan lokasi
penanaman (Yudharta, 2010).
Tanaman sawi hijau (Brassica juncae L)
dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga
dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian
pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari
ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun
biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang
tahun. Pada musim kemarau
yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH
6 sampai pH 7 (Margiyanto, 2010).
2.3 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah secara
umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap
penggemburan yaitu pencangkulan
untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar
untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan
lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus
dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi, karena
tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan
kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian
pupuk organik sangat baik untuk dan bedengan siap tanam. Penyiapan
tanah. Sebagai contoh pemberian
pupuk kandang yang baik yaitu 10
ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan
tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu
rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran
ini bertujuanuntuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan
jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4minggu sebelumnya. Sehingga
waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan
hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur
kalsit (CaCO3) atau dolomit (Haryanto, 1995).
2.4 Pembenihan
Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya sawi hijau adalah faktor pembenihan,
karena benih yang baik dapat menghasilkan tanaman yang memiliki pertumbuhan
bagus. Untuk setiap hektar lahan
tanam, dibutuhkan benih sawi sebanyak 750 gram. Pada
umumnya benih sawi yang baik memiliki bentuk bulat, kecil, warna kulit coklat
kehitaman, agak keras, dan permukaannya licin mengkilap. Benih
sawi yang akan digunakan untuk bercocok tanam harus memiliki kualitas yang
baik. Jika
benih tersebut didapat dari membeli, maka saat membeli harus diperhatikan
lamanya penyimpanan, kadar air, varietas, suhu dan tempat untuk menyimpan. Perhatikan
dan pastikan bahwa kemasan benih tersebut dalam kondisi utuh dan kemasan
berbahan alumunium foil. Jika benih yang digunakan
didapat dari hasil penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah yang terkait
dengan kualitas benih tersebut, misalnya tanaman yang bijinya akan diambil
untuk dijadikan benih harus berumur sekurang-kurangnya 70 hari. Tanaman
sawi yang akan dibuat benih harus terpisah dari tanaman sawi lainnya. Perhatikan pula proses yang lain yang akan
dilakukan, seperti proses penganginan, tempat untuk menyimpan dan pastikan
benih yang akan ditanam tersebut tidak lebih dari 3 tahun di tempat penyimpanan (Suprijadi, 2009).
2.5 Pemeliharaan
Pemeliharaan
merupakan hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap
hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah
penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa
berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya
bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi
yang kita tanam.
Bila tidak terlalu
panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya
yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya
dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah
penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman
baru.
Caranya sangat
mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan
tanaman yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali
selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada
bedeng penanaman (Kloppenburg, 2008).
Biasanya penyiangan
dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan
pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3
minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok teh sekitar 25
gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan (Kloppenburg,
2008).
2.6 Panen dan pasca panen
Umur panen sawi kurang lebih 40 hari, cara panen sawi ada dua macam yaitu pertama mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan kedua dengan memotong bagian pangkal batang yang berada diatas tanah dengan pisau tajam. Paska panen pada sawi yang perlu diperhatiakan adalah pencucian dan pembuangan kotoran seperti tanah yang menempel pada sawi dengan air mengalir, sortasi yaitu dengan memilih tanaman sawi yang baik secara fisik dengan memisahkan tanaman sawi yang rusak, pengemasan pada tanaman sawi pengemasan yang dilakukan yaitu dengan mengikat batang sawi dengan menggunakan tali, dan pengolahan tanaman sawi yang telah dikemas siap untuk dipasarkan dan dapat di masak untuk dikonsumsi(Anonim, 2008).
BAB III
PRAKTIKUM
DAN PEMBAHASAN
3.1 Praktikum
a. Pengolahan Lahan .
Pengolahan
lahan yang dilakukan adalah pertama dilakukan pencangkulan yang bertujuan untuk
menggemburkan tanah dan menekan pertumbuhan gulma yang tumbuh di lahan yang
diolah. Setelah itu, diberi pupuk
kandang maksimal tiga hari sebelum penanaman sebanyak kurang lebih 25 kg. Jarak tanam sawi yang digunakan adalah 25 x
25 cm.
b. Penanaman
Pada
kelompok kami, penanaman tidak dilakukan dengan benih, namun mengambil bibit
yang berasal dari kelompok lain yang telah berumur 2 MST.
Pada
guludan dibuat lubang tanam dengan jarak 25 x 25 cm. Bibit yang telah dipilih, ditanam dalam
lubang yang telah dibuat. Pada saat
penanaman pastikan saat menutup lubang leher akar tidak tertutup tanah. Setelah itu dilakukan penyiraman. Satu minggu
setelah penanaman, bibit yang sudah ditanam ada beberapa yang mati karena
diserang hama. Hal tersebut yang
menyebabkan harus dilakukan penyulaman kembali.
c. Pemeliharaan
Penyiraman
dilakukan secara rutin pada sore hari.
Jumlah air yang digunakan pada saat penyiraman tidak terlalu banyak
hanya sampai tanah dalam keadaan lembab.
Perawatan yang dilakukan selanjutnya adalah penggemburan dan
pembumbunan. Tidak hanya itu, perawatan yang lain adalah penyiangan gulma. Tiga minggu setelah tanam, dilakukan
pemupukan dengan pupuk Growmore dengan konsentrasi 2g/L. Untuk mengendalikan hama belalang kami
menggunakan pestisida nabati dari ekstrak bawang merah dan minyak tanah serta
detergen.
d. Panen dan Pasca Panen.
Pemanenan
dapat dilakukan saat tanaman sawi berumur 40 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut
tanaman beserta akarnya kemudian akar tanaman dicuci. Pada kelompok kami hasil produksi yang
didapatkan tidak maksimal karena disebabkan serangan belalang yang memakan daun
tanaman sampai habis.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan literatur, dalam
budidaya sawi yang dilakukan pertama adalah pengolahan lahan. Pengolahan lahan ini dengan cara
menggemburkan tanah dan memperbaiki struktur tanah untuk sirkulasi udara dan
air dalam tanah. Dalam persiapan lahan
ini, diberikan pupuk dasar untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Sebelum lahan digemburkan, maka gulma dan
semak yang ada di sekitar lahan harus dibersihkan terlebih dahulu dan jika pH
tanah terlalu asam, dilakukan pengapuran agar pH mendekati netral dan sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Pada praktikum
yang sudah dilakukan, pengolahan lahan sudah sesuai dengan literatur hanya saja
tidak dilakukan pengapuran karena pH sudah sesuai.
Dilihat dari literatur, tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah pembenihan.
Pada kelompok kami, penanaman sawi tidak dengan benih melainkan dengan
bibit. Bibit sawi yang digunakan berusia
dua minggu setelah tanam. Dalam tahap
pembenihan ini, maka tidak sesuai dengan literatur.
Pemeliharaan yang dilakukan
dalam praktikum adalah penyiraman, penyulaman, penyiangan, penggemburan,
pemberian pupuk dan pengendalian hama dengan menggunakan pestisida nabati. Penyiraman yang dilakukan, disesuaikan dengan
keadaan iklim atau keadaan tanah. Jika
saat hujan turun, maka penyiraman tidak dilakukan dan jika hujan tidak turun,
penyiraman dilakukan pada sore hari dan tidak terlalu banyak atau sampai air
tergenang.
Penyulaman dilakukan pada saat
bibit awal yang dipindahkan sudah berumur satu minggu dan hanya tanaman yang
terserang hama belalang yang memakan tanaman sampai habis. Penyulaman ini juga dengan bibit yang didapat
dari kelompok lain yang tanamannya berhasil dan tumbuh baik. Pada saat penyulaman, dalam satu lubang hanya
ditanami satu bibit saja dan dengan jarak yang sesuai maka tidak lagi perlu
dilakukan penjarangan sesuai dengan literatur.
Penyulaman dilakukan untuk memenuhi jumlah tanaman yang kosong atau mati
karena hal tertentu agar tidak merugikan secara ekonomis. Penyulaman dilakukan karena tanaman dimakan oleh
hama sehingga hanya tersisa batang tanaman.
Tanaman diserang hama belalang sehingga memerlukan dilakukan penyulaman.
Penyiangan gulma dilakukan
hanya jika terdapat gulma disekitar tanaman yang menghambat pertumbuhan
tanaman. Pemupukan yang dilakukan
menggunakan pupuk Growmore tidak menggunakan pupuk urea. Penggemburan dilakukan hanya sekali pada saat
dilakukan penyulaman kembali, karena tekstur tanah pada guludan tidak baik lagi
dan ini menjadi salah satu faktor kecil dalam menghambat sirkulasi dalam tanah
yang menyebabkan tanaman kami sedikit terganggu pertumbuhannya.
Pada pemeliharaan untuk
mengendalikan hama yang menyerang, maka kelompok kami menggunakan pestisida
nabati. Pemanenan yang dilakukan berusia
kurang lebih 40 hari namun produksi kelompok kami tidak baik karena banyak yang
dimakan hama sampai habis.
Jika dibandingkan dengan
literatur, pada kelompok kami tidak sesuai.
Ketidaksesuain ini terdapat pada tahap pemupukan. Pemupukan yang seharusnya meggunakn urea, namun
kami hanya menggunakan pupuk cair yaitu Growmore dengan konsentrasi 2g/L. Pada dasarnya, budidaya yang kami lakukan
adalah semi organik yang tidak menggunakan pupuk anorganik atau pestisida kimia.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
4.KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang didapat dari makalah adalah sebagai berikut:
1. Tanaman sawi hijau(Brassica juncae L) merupakan
salah satu komoditas yang mempunyai nilai komersial tinggi. Budidaya tanaman sawi relatif mudah untuk
dilaksanakan karena sawi
dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi.
2. Teknik budidaya tanaman sawi
hijau meliputi pemilihan benih, pengolahan tanah, pembibitan, penanaman dan
pemeliharaan.
3. Pada praktikum yang dilakukan
produksi tanaman sawi tidak maksimal dikarenakan pengolahan tanah yang kurang
baik, dan adanya serangan hama belalang yang aktif memakan daun pada sawi.
4. Berdasarkan literatur teknik
pengolahan lahan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tidak sesuai dengan
literatur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008.
Budidaya Tanaman Sawi. http//zuldesains
wordpress. com/2008/01/11/budidaya tanaman sawi. html.
diakses pada 4 Mei 2016, Pukul 15.00 WIB.
Haryanto,
E, Suhartini, T dan Rahayu, E. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kloppenburg,
2008. Petunjuk
Lengkap mengenai Tanam-tanaman di Indonesia dan Khasiatnya
MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN SAWI LENGKAP
Reviewed by https://numpuktugas.blogspot.com/
on
September 24, 2017
Rating:

No comments:
Post a Comment