HERBISIDA TRIAZIN
Wayan Adi Darmawan
Joy Basten
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2016
HERBISIDA TRIAZIN
Herbisida
triazin merupakan pestisida yang pertama kali dikembangkan oleh perusahaan
Geigy pada tahun 1952. Kelompok herbisida triazin terutama merupakan herbisida
pra-tumbuh. Sedikit diantaranya yang juga memiliki efek pasca tumbuh antara
lain atrazin dan ametrin. Penggunaan yang paling banyak digunakan adalah
atrazin, ametrin, simazin dan prometrin, terutama untuk pengendalian gulma pada
tanaman jagung. Kebanyakan triazin merupakan herbisida sistemik, selektif,
diserap terutama melalui akar, namun ada juga diserap melalui daun, kemudian
ditranslokasikan secara akropetal dermal (masuknya zat kimia melalui kulit dari
bawah ke atas).Triazin dapat
merujuk kepada tiga bahan kimia organik
yang merupakan isomer satu dengan yang lainnya dengan rumus C3H3N3.
Tanaman
dapat menyerap triazin melalui akar dan dapat juga melalui daun. Pada saat
diabsorbsi, senyawa ini berakumulasi dalam titik tumbuh dan pada daun muda dari
tanaman, menghambat fotosintesis tanaman yang rentan terhadap herbisida ini dan
pada tanaman yang resisten, senyawa ini dapat dimetabolis. Senyawa yang
tergolong dalam triazine memiliki persistensi yang tinggi dalam tanah dan dapat
bertahan selama 1 tahun baik dalam keadaan kering maupun lembab. Kelompok
triazin terbagi dalam beberaa bagian yaitu:
1.
Ametrin
Nama umum :
Ametrin
Namakimia :(2-ethylamino)-4-(isopropylamino)-6-(methythio)-striazine
Rumus bangun :
Ametrin adalah salah satu golongan
dari herbisida triazine. Ametrin pertama kali terdaftar sebagai pengendali
gulma berdaun lebar pada kebun tebu di tahun 1969, dansecara umum digunakan
untuk mengendalikan gulma dilahan jagung. Pada akhir-akhir ini penggunaan
ametrin semakin luas, yaitu digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar
dan gulma semusim pada kebun pisang, anggur, jeruk, nenas, dan kentang.
Triazin merupakan sebuah senyawa
organik yang terdiri dari s-triazine cincin. Penggunaannya masih kontroversial
karena kontaminasi yang luas dalam air minum dan asosiasi dengan cacat lahir
dan masalah menstruasi pada saat dikonsumsi oleh manusia pada konsentrasi
dibawah standart pemerintah. Meskipun telah dilarang di Uni Eropa, herbisida
ini masih banyak digunakan di dunia. Senyawa ini paling banyak digunakan dalam
sistem konservasi tanah, yang dirancang untuk mencegah erosi tanah. Tanaman
dapat menyerap atrazine melalui akar dan dapat juga melalui daun. Pada saat
diabsorbsi, senyawa ini berakumulasi dalam titik tumbuh dan pada daun muda dari
tanaman, menghambat fotosintesis tanaman yang rentan terhadap herbisida ini dan
pada tanaman yang resisten, senyawa ini dapat dimetabolis. Senyawa yang
tergolong dalam triazine memiliki persistensi yang tinggi dalam tanah dan dapat
bertahan selama 1 tahun baik dalam keadaan kering maupun lembab.
Ametrin menghambatfotosintesis,
terutama dalam fotosistem II pada saat
pecahnya air. Ternyata reaksiini menimbulkan senyawa
lain yang mematikan tumbuhan. Gejala yangditimbulkan karena aplikasi herbisida
ametrin adalah klorosis dan nekrosis padadaun. Gejala yang lain adalah
menurunnya fiksasi CO2. Ametrin lebih banyakdiserap oleh tanah dengan kandungan
liat dan bahan organik yang tinggi. Ametrin lebih banyak diserap melalui daun
dari pada lewat akar. Ametrin yang diserap melalui akar akanditranslokasikan ke
jaringan tubuh gulma secara acropetal dan terakumulasi didaun. Ametrin bekerja
dengan cara menghambat proses fotosintesis dengan jalan menghambat transfer
elektron hasil fotolisis air pada reaksi Hill. Akibat dari
gangguan reaksi Hill tersebut, tumbuhan tidak membentuk karbohidrat sehingga
terjadi kekurangan persenyawaan gulma untuk proses metabolisme selanjutnya.
Menurut Tomlin
(2009),ametrinbersifat selektif dan sistemik dan digunakanuntuk mengendalikan
gulma rerumputan dan daun lebar seperti pada pertanaman tebu dengan dosis 2-4
kg/ha.Selain itu menurut Komisi Pestisida (2011), ametrin mampu mengendalikan
gulma golongan daun lebar: Ageratum conyzoides, Borreria alata, Cleome
rutidosperma, Synedrella nodiflora.Gulma golongan rumput: Paspalum conjugatum,
Dactyloctenium aegyptum, Ischaemum timorense, Echinochloa colonum, Digitaria
adscendens,Brachiaria mutica,dan gulma golongan teki:Cyperus rotundus.
Sedangkan menurut penelitian Alfredo (2013),ametrin dengan dosis 1 kg/ha mampu
menekan pertumbuhan gulma golongan daun lebar: Croton hirtus, Ipomoeatriloba,
Mimosa invisa, danRichardia brasiliensispada pertanaman tebu hingga 12 minggu
setelah aplikasi (MSA).Namun tidak mampu menekan pertumbuhan gulma Brachiaria
mutica.
2.
Atrazin
Atrazin merupakan salah satu
herbisida yang diaplikasikan preemergence
atau sebelum gulma tumbuh. Herbisida ini diaplikasikan langsung ke tanah
setelah dilakukan pengolahan tanah dan penanaman tanaman jagung (Zea mays L.).
Herbisida ini diserap oleh gulma bersamaan dengan air yang naik melalui xilem.
Setelah sampai pada site of action yaitu reseptor elektron di dalam klorofil,
kemudian herbisida ini mengganggu kerja plastoquinon yang berperan dalanm
transfer elektron diklorofil.. Plastoquinon merupakan sub unit dari protein
D1yang menjadi bagian dari fotosistem II yang bekerja sebagai penerima
elektron.
Dalam
menghambat fotosintesis, herbisida ini mengakibatkan klorosis pada daunyang
akan diikuti oleh nekrosis jaringan daun.Herbisida ini dapat jugadiaplikasikan
melalui daun, meskipunpergerakan herbisidainidalamdaunterbatas dan sangat
lambat. Herbisida atrazindiakumulasikan pertama kali di bagian pembuluh daun,
hinggaakhirnya mencapai bagian tepian daun. Jumlah herbisida yang diserap
danditranslokasikan dari akar menuju daun tergantung pada jumlah air yang
diseraptanaman. Terhambatnya transpirasi memungkinkan akan menghambat
lajutranslokasi herbisida ini. Gulma yang baru tumbuh tidak akan teracuni
hinggagulma tersebut melakukan proses fotosintesis.
Gambar Struktur molekulAtrazine(2-Chloro-4-Ethylamino-
6-isopropylamino-1,3,5-triazine).
TUGAS PESTISIDA DAN APLIKASINYA
Reviewed by https://numpuktugas.blogspot.com/
on
September 23, 2017
Rating:

No comments:
Post a Comment