
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ditinjau dari segi bahasa,Kei n dah
an berasal dari kataI n dah, diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,
cantik, bagus benar atau elok. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan
adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keindahan dalam arti
estetika murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan
segala sesuatu yang diser apnya. Keindahan dalam ar ti terbatas mempunyai arti
yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap
dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Nilai Estetikmenurut Teori The Liang
Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu
jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai Pendidikan, dan
sebagainya. Renunganberasal dari kata renung, merenung artinya dengan
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil mer enung. Keser asi anber asal dar i kata
ser asi; ser asi dar i kata dasar Rasiar tinya cocok, sesuai, atau kena
benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur penger tian
per paduan, ukur an dan seimbang. Kehal usanberasal dari kata Halus
artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa),
beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai berikut
:
1) Bagaimanakah makna keindahan ?
2) Bagaimanakah makna keserasian?
3) Bagaimanakah makna kehalusan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Keindahan
Kei ndahan berasal dari kata Indah,
Keindahan atau "Beauty" adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita
rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Keindahan
diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan
juga dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin
terus bertambah. Contohnya Suara, Warna, dan sebagainya. Semua itu ter masuk
indah yang merupakan ciptaan Tuhan secar a langsung.
Tidak demikian halnya dengan
keindahan yang merupakan karya cipta manusia. Keindahan yang merupakan
karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Meskipun keindahan
karya cipta manusia itu universal, akibat pemaknaannya akan ber beda. Per
bedaan itu dibatasi oleh r uang dan waktu. Keindahan juga identik dengan
kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenar an adalah keindahan.
Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Sesuatu yang mengandung
kebenaran (bukan tiruan/ Asli) Keindahan juga bersifat Universal, yang tidak
terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan.
Kemudian pertanyaannya apakah keindahan itu? Apakah nilaiEsteti k itu? Yang
mendorong manusia menciptakan keindahan
Menurut sejarahYun ani kuno abad 18,
pada saat itu pengertian keindahan telah di pelajari oleh para Filsuf.
MenurutThe Liang Gie dalam bukunya “ Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan),
dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful” , bahasa
Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” , kata-kata itu berasal dari
bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah “Bonum” yang ber ar ti Kebaikan
kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan
menjadi “bellum”. Kemudian menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan menjadi
tiga macam penger tian, yaitu :
a) Keindahan Dalam Ar ti Luas
Keindahan dalam arti luas,
menurutThe Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa
dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah
dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang
baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang ber bicar a tentang ilmu yang indah
dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicar
akan oleh or ang- or ang Yunani mengenai buah pikir an yang indah dan adat
kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan
dalam arti estetik disebutnya “ Syimmetria” , untuk keindahan berdasarkan
pengelihatan. (misalnya pada seni pahat dan arsitektur) dan “Har monia” untuk
keindahan bedasar kan pendengar an (musik).
Jadi pengertian yang seluas-luasnya
meliputi :
a) Keindahan Seni
b) Keindahan Alam
c) Keindahan Moral
d) Keindahan Intelektual
b) Keindahan Dalam Arti Estetika Murni
Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorangdalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang diser apnya.
b) Keindahan Dalam Ar ti Ter batas
Keindahan dalam arti terbatas
mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda
yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan
warna. Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang
terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita (Beauty is unity of formal
realitions of our sense percepctions).Thomas Aquinos(1225-1274) mengatakan
bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout
visum placet)
Kata estetika berasal dari
kata Aesthesis yang artinya perasaan atau sensitivitas, karena memang pada
awalnya pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian
teknis, Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu yang mempelajari
keindahan, kecantikan secara umum. Pengertian ini berdasarkan kepada, bila kita
memandang sesuatu obyek dan obyek itu dapat member ikan r asa senang, puas dan
sebagainya yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat dikatakan obyek yang
dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya, pengertian ini,
kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah dan per asaan,
tetapi ber hubungan dengan pikir an, etika dan logika.
TeoriThe Liang Gie menjelaskan
bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti
halnya nilai Moral, nilai Ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang
ber hubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
disebut Nilai Estetik.
Dibawah ini adalah alasan dan tujuan
manusia menciptakan keindahan :
a)
Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang sudah tidak sesuai
dengan kondisi dan keadaan pada zaman sekarang, sehingga dirasakan sebagai
hambatan yang dapat merugikan nilai- nilai kemanusiaan dan dipandang sebagai
hak- hal dapat mengurangi nilai moral bermasyarakat, sehingga bisa dikatakan
tiodak indah.
b) Kemerosotan zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan
nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat
diketahui dari tingkah laku dan perbuatan bejat terutama dari segi kebutuhan
seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-
ketentuan agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Yang demikian
itu tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.
c) Penderitaan Manusia
Penderitaan merupakan hal yang
pernah dialami semua orang, dan hal ini merupakan resiko hidup manusia, yang
diberikan oleh Tuhan agar manusia sadar untuk tidak menjauh dariNya. Walaupun
penderitaan adalah r esiko hidup manusia, tapi hampir semua or ang menyukai
adanya penderitaan, dan menganggap penderitaan merupakan hal yang tidak baik,
yang tidak baik iu tidak indah.
d) Keagungan Tuhan
Keindahan mer upakan anuger ah yang
diber ikan oleh manusia dan maka dari itu kita sebagai manusia wajib
mensyukurinya, dan sebagian dari kita mengungkapkan rasa syukur tersebut dalam
bentuk karya seni, seperti melukis pemandangan, yang merupakan hasil karya seni
yang Agung yang diciptakanoleh Allah untuk kita sebagai hambanya.
B.
Makna Keindahan
Sebenarnya yang namanya
keindahan itu secar a akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan
belas, pada saat para filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika,
salah satu cabang dar i filsafat yang tidak lain ber bicar a soal keindahan.
Beberapa definisi keindahan berdasarkan pendapat para ahli antara lain :
v Mortiner
Adler mendefinisikan keindahan adalah Sifat dar i suatu benda yang member
i kita kesenangan yang tidak berkepentingan yang kita bisamemper ol ehnya
semata-mata dari memikirkan atau melihat benda individual itu sebagaimana
adanya.
v Thomas
Aquinas mendefinisikan keindahan adalah Sesuatu yang menyenangkan ketika
dilihat.
v Charles J.
Bushell mendefinisikan keindahan adalah Kualitas yang mendatangkan penghar gaan
yang mendalam tentang bebagai nilai atau ideal yang membangkitkan
semangat Kei ndahan adal ah per paduan dar i sesuatu yang bai k bentuknya
dengan yang ber tenaga hidup. Kini studi estetika sebagai ilmu yang dipelajari
bukanlah cara untuk menikmati keindahan, tetapi usaha untuk
v David Hume Hamsterhuis mendefinisikan
keindahan adalah Yang i ndah adal ah yang pal i ng banyak mendatangkan r asa
senang, dan i tu adal ah yang dalam waktu sesingkat- singkatnya paling
banyak member ikan pengalaman yang menyenangkan
v Kahlil
Gibran Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah
cinta yang tidak memberi namun menerima
v Winchelmann : Keindahan dapat ter lepas sama
sekali dar i kebaikan
v Sulzer
: Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum
indah. Keindahan har us dapat memupukan r asa mor al. Jadi ciptaan-
ciptaan yang amor al tidak bisa dikatakan indah, kar ena tidak dapat
digunakan untuk memupuk moral
Dengan melihat demikian beragamnya
pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah
sebagian kecil, boleh jadi akan mengecewakan kita yang memuaskan. Namun
demikian, dar i ber bagai penger tian yang ada, sebenarnya, kita bisa
menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, paling tidak kita
bisa menangkap arah atau kecenderungan dar i suatu penger tian yang dikemukakan
seseor ang sesuai dengan pengel ompokan seseor ang sesuai dengan pengel
ompokan- pengel ompokan yang ada.
Pengelompokan-pengelompokan yang
bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1) Pengelompokan pengertian keindahan
berdasar pada titik pijak atau landasannya. Dalam hal ini ada 2 pengertian
keindahan, yaitu yang bertumpu pada objek dan subjek. Yang pertama, yaitu yang
bertumpu Keindahan Objektif, adalah keindahan yang memang ada pada
objeknya sementar a kita sebagai pengamat har us mener ima sebagaimana
mestinya. Sedangkan yang kedua, yang disebut Keindahan Subjektif; adalah
keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subjek yang melihat dan
menghayatinya. Disini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (Subjek) tanpa
dicampuri keinginan–keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan-kebutuhan
pribadi si penghayat.
2) Pengelompokan pengertian keindahan
dengan berdasar pada cakupannya. Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa
membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstr ak dan keindahan sebagai
sebuah benda ter tentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak,
misalnya dalam penggunaan bahasa inggris yang mengenalnya istilahBeau t y untuk
keindahan yang pertama, dan isitilahThe beautiful untuk pengertian yang kedua,
yaitu benda atau hal- hal ter tentu yang memang indah.
3) Pengelompokan pengertian keindahan
berdasar luas-sempitnya. Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara
pengertian keindahan dalam ar ti luas, dalam ar ti estetik mur ni, dan dal am
ar ti yang ter batas. Dar i apa yang dikemukakan di atas, dua hal bisa
kita petik, yaitu : Per tama, keindahan menyangkut persoalan filsafati,
sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah bar ang tentu bisa ber macam-
macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna relatif, yaitu
sangat tergantung kepada subjeknya.
C. Renungan
Renungan
berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu,
atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil mer enung.
Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian dengan
mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicar aan dalam hati kita tentang suatu hal. Setiap orang pernah mer enung. Sudah tentu
kadar r enungannya satu sama lain ber beda, meskipun objek yang dir enungkannya
sama, lebih pula apabila objek r enungannya ber beda. Jadi apa yang dir
enungkannya itu ber gantung kepada objek dan subjek .
Setiap kegiatan untuk merenung atau
mengavaluasi segenap pengetahuan yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi
berfilsafat adalah terjadinya proses pembicaraan, evaluasi dengan hati kita
sendiri mengenai suatu peristiwa.
Contoh hasil renungan yang
menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya gravitasinya. Akan
tetapi tidak semua orang mampu berfikir kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan
mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah proeses berpikir yang logik
dan anal itik. Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang
benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara luas. Kegiatan berpikir
dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka ada kemungkinan
suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak logik bila ditinjau dari sudut
logika yang lain.
Penalaran merupakan kegiatan
berpikir yang juga menyandarkan diri kepada suatu analisis. Analisis adalah
kegiatan berpikir berdasarkan langkah- langkah tertentu, sehingga pengetahuan
yang diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan)
dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analitik. Hanya saja
pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda dengan
karakter keilmuan.
Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
1. Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas, bukan hanya
ditinjau dari sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui
antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu dengan mor al
seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada
hasil yang fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak
bagi segenap bidang keilmuan.
3. Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang di dapat
diijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya
selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang
baru.
D.
Keserasian
Keserasian ber asal dar i kata
serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar .
Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur pengertian perpaduan,
ukuran dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit dan warnanya
yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam memakai wana hijau, tentu makin
hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang berkulit kuning. Atau ke pasar
menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta menggunakan pakaian santai,
dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak ser asi dan kur ang cocok, kur ang
kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap or ang “ Sayang” atrau kata-kata
lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang memandang i tu mer asa
kecewa dengan adanya hal yang kur ang serasi .
Dalam memadu r umah dan halaman, r
umah yang bagus dengan halaman luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang
indah, orang akan memuji keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus
yang tidak mempunyai halaman tentu orang akan mengatakan “ Sayang” . Jadi dalam
hal memadu rumah dan halaman itu ada unsur ukuran- ukuran yang seimbang.
Dalam berpakaian sangat diutamakan
keserasian warna dan bentuk serta potongan tubuh. Atau dapat juga kita kagum
atas kecantikan wanita dan kecakapan pria pada waktu duduk. Setiap orang
melihat terheran-heran melihat wajahnya. Hampir semua mata memandang ke arah
wanita atau pria yang dikagumi semua yang hadir itu. Tetapi setelah berdiri,
semua orang mengeluh “Sayang”, karena tinggi orang itu tidak sesuai dengan harapan
kita, ternyata terlalu pendek hal seperti itu juga menyatakan ukuran.
Contohnya Lagu merupakan
pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lembut yang terpadu
begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita
merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong- konyong suara yang seharusnya
menurut rasa kita menanjak justru kebalikannya, kita tentu akan kecewa. Dalam
hal lagu, irama yang indah itu merupakan per tentangan yang ser asi.
Karena itu, dalam keindahan itu,
sebagian besar ahli pikir mejelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah
sejumlah kualita/ pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal; Kualita yang
paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity), Keselarasan (Har mony),
Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan Pertentangan (Contrast).
Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan ter susun dar i ber bagai keselar
asan dan per tentangan dar i gar is, war na, bentuk dan kata-kata. Tetapi ada
pula yang berpendapat bahwaKei n dah an adalah suatu kumpulan hubungan yang
selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keserasian identik dengan Keindahan.
Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat menciptakan kesenangan
bagi penglihatan dan pendengar an6. Sesuatu yang ser asi tentu tampak indah dan
yang tidak ser asi tidak indah. Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman
estetik sebagai suatu keselar asan dinamik dan per enungan yang menyenangkan.
Dalam keselar asan itu seseor ang memiliki per asaan seimbang dan tenang dan mempunyai
citar asa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah
kesempurnaan yang menyenangkan hati dan ingin memper panjangnya.
Keserasian tidak ada hubungan dengan
kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan
ukuran. Atau keserasian merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi-rendah,
keras-lembut, dan panjang-pendek. Kadang-kadang kemewahan menunjang keserasian,
tetapi tidak selalu .
E.
Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata Halus
artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab.
Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
Halus bagi manusia iu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus.
Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi or ang. Lembut dalam
mengucapkan kata-kata, lembut dalam r oman muka, lembut dalam sikap anggota
badan lainnya.
Halus itu berarti sikap manusia
dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun masyarakat luas. Sudah tentu
sebagai lawannya ialah sikap kasar atau si kap or ang sedang emosi , ber si kap
sombong, ber si kap kaku si kap or ang yang sedang ber musuhan. Sikap
halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih ter
hadap sesama. Sebab itu or ang yang ber sikap halus atau lembut biasanya suka
memper hatikan kepentingan or ang lain, dan suka menolong or ang lain. Sikap
lembut merupakan perwujudan pula dari sifat-sifat ramah, sopan, sederhana dalam
per gaulan. Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah hati.
Karena orang yang bersikap rendah hati adalah orang yang halus tutur bahasanya,
sopan tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat dan derajat
dalam per gaul an.
Kehalusan atau kelembutan atau
sebaliknya kekerasan itu yang menilai orang lain, orang yang dihadapi atau
orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang dinilai adalah ger ak laku, r oman
muka, tutur bahasa, dan sebagainya. Angota badan yang melahirkan sikap
kehalusan itu ialah Kaki, Tangan, Kepala, Mulut, Bibir, Mata, Bahu. Selain itu
roman muka, perkataan, pemilihan kata, penyusunan kalimat dan irama bahasa juga
dapat dinilai halus dan tidaknya
Bagian Rohaniah yang melahir kan
sikap : Kemauan, Perasaan dan Pikiran atau Karsa, Rasa dan Cipta. Tiga unsur
Rohaniah ini saling berkaitan, saling mempengaruhi dan mewujudkan tingkah laku,
tutur bahasa, perbuatan yang semuanya itu dapat dinilai kehalusan dan kekasar
annya. Cipta, r asa dan kar sa itu membuat or ang ber ger ak, kar ena itu
disebut “Tr i as Dinamika”.
F.
Manusia Dan Keindahan
Akal dan budi merupakan kekayaan
manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia
memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan
“kehendak atau keinginan” pada hewan kar ena keduanya timbul dar i sumber yang
ber beda kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi,
sedangkan kehendak dan keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Sesuai dengan sifat kehidupan yang
menjasmani dan merohani, maka kehendak dan keinginan manusia itu pun bersifat
demiikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal
sudah pasti yakni, untuk menciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang
memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa yang mampu menyenangkan atau
memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain adalah sesuatu yang “Baik” , yang
“Indah” . Maka “Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia;
karena dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana
keindahan itu per aasaan “ (ke)- manusia-(annya)” tidak ter ganggu.
Keindahan yang bersifat jasmani yang
dimaksudkan ialah keindahan yang dapat “menyenangkan” atau “memuaskan“ indera
manusia; baik indera penglihatan maupun indera pendengaran. Keindahan yang
bersifat rohani dimaksudkan keindahan yang dapat “ menyenangkan” atau “
memuaskan“ batin manusia. Tetapi per lu seger a dipahami bahwa walaupun secar a
mater ial keduanya dapat dibedakan, secara Esensial keduanya tidak dapat
dipisahkan; karena pada akhirnya “ Unsurk eman u si aan” itulah yang harus
menjadi penentunya. Sebuah lukisan yang secara lahiriah “menyenangkan” tetapi
jika “batin” manusia menolaknya karen lukisan itu dapat ”mer usak” .
Kemanusiaan manusia, maka lukisan itu tidak berhak disebut indah.
Kodrat manusia selalu mendambakan
sesuatu yang baik, yang dapat menyempurnakan kemanusiaannya. Disadari atau
tidak setiap manusia tidak senang terhadap sesuatu yang jorok, yang tidak baik,
dan yang merendahkan martabatnya. Karena itu “Kei ndahan” bagi manusia
sebenarnya bukan sekedar sesuatu yang menjadi “ harapannya“ melainkan merupakan
sesuatu yang“ harus diusahakan adanya”.Salah satu definisi yang paling dikenal
adalah hasil pemikiran penyair romantik Inggris, John Keats. Dibukunya yang
ditulis tahun 1817,En dymi on, terapat definisi tentang Keindahan semacam ini :
“A thing of beauty is a joy forever : It’s loveliness increases; it will never
pass into nothingness”. “Sesuatu yang indah adalah kegembiraan
selama-lamanya : Kemolekannya ber tambah, dan takkan per nah menuju ketiadaan”
Persepsi manusia terhadap keindahan
antara yang satu dengan yang lain itu tidak sama. Sebab per sepsi manusia ter
hadap keindahan sangat ditentukan oleh daya penggerak yang menjadi sumber
kehendak atau keinginan terhadap keindahan itu sendiri. Persepsi keindahan yang
muncul dari akal dan budi dapatlah disebut keindahan alam ar ti yang sebenar
nya; sedangkan keindahan yang muncul dalam dorongnan nafsu merupakan Keindahan
Semu. Keindahan seperti itu tentu saja tidak akan diterima oleh “Keman u si
aan” manusia, yaitu akal dan budi, karena keindahan seperti itu bukannya untuk
menyempurnakan “Kemanusiaan manusia” , melainkan justru sebaliknya.
Berbicara tentang keindahan tak akan
lepas dari pengertian Objektif maupun Subjektif. Artinya ada Keindahan Objektif
dan Keindahan Subjektif. Secara asasi keindahan Objektif, ada pada sesuatu
benda atau bar ang. Sifatnya abadi dan univer sal, selama benda itu belum ber
ubah dar i keadaan semula. Keindahan yang abadi tidak terikat oleh waktu dan
perkembangan mode. Disenangi atau tidak ia tetap ada. Keindahan objektif tidak
tergantung kepada asas kegunaan (M anf aat) lahiriah ataupun yang bersifat
material. Keindahan subjektif sangat bergantung kepada selera perorangan,
karena sangat relatif. Ia bersumber dari asas kegunaan benda tadi bagi masing-
masing individu. Jadi sangat relatif. Artinaya sebuah benda sangat bermanfaat
bagi seseorang, namun bagi orang lain tidak berguna, bahkan mungkin sangat
tidak disenangi.
Menurut John Keats, keindahan
objektif disamakan dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran
adalah keindahan. Sebab keduanya memiliki nilai yang sama, yaituUn i ver sal
danAbadi. Disamping itu juga mempunyai daya tarik yang selalu bertambah
jelasnya tidak ada keindahan jika tidak mengandung kebenaran, dan yang tidak
mengandung kebenaran tidak indah.
Supaya orang tidak terjerumus
kedalam “keindahan semu” maka orang itu selalu mempertemukan keindahan
subjektif dengan keindahan objektif. Orang itu harus berupaya mempertemukan
selera atau minat orang yang bersangkutan dengan selera atau minat akal
budinya. Seseorang disebut sebagai orang ysng berpribadi mulia, bila orang tadi
memiliki rasa keindahan atau minatnya terhdap keindahan cenderung kepada
keindahan objektif.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Keindahanberasal dari
kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang
bila melihatnya, keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau
elok.
2. Merenung artinya secara
diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian dengan mendalam. Renungan adalah
pembicaraan diri kita sendiri atau pembicar aan dalam hati kita tentang suatu
hal.
3. Keserasian ber asal dar
i kata ser asi; ser asi dar i kata dasarRasi ar tinya cocok, sesuai, atau kena
benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur penger tian per
paduan, ukur an dan seimbang.
4. Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
3.2. Saran
Saran dari penyusun adalah sebaiknya makalah ini dipelajari dan dipahami maksud isi dan bahasanya sehingga kita semua lebih mengerti tentang manusia dan keindahan serta mampu menerapkanya didalam kehidupan kita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Widagdho, Djoko, Dr s, Ilmu Budaya Dasar, (Jakar ta : Bumi Aksar a, 2008)Akiel, Ahiruddin, S.Pd, Bahan Kul i ah Il mu Budaya Dasar, (Jakarta, Unindra)
M.P., Suyadi, Drs., Buku Materi Pokok IBD, (Jakarta : Depdikbud, 1984) Situs r esmiW i ki pedi a ber bahasa Indonesia : tentang Keindahan Si tusw w w .car i i l muonl i ne.com, Pakde Sofa : Il mu Budaya Dasar Bag. 1
CONTOH MAKALAH - MANUSIA DAN KEINDAHAN
Reviewed by https://numpuktugas.blogspot.com/
on
June 11, 2017
Rating:

No comments:
Post a Comment