BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kadar air tanah adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah
dengan berat kering tanah tersebut. Untuk mengetahui kadar air tanah dalam
hubunganya dengan pertumbuhan tanaman, maka perlu diterapkan kadar air total,
kapasitas lapang, dan titik layu permanen. Kadar air tanah total adalah kadar
air tanah yang diperoleh dengan jalan pengeringan tanah kering udara di dalam
oven dengan suhu 105°C hingga bobotnya tetap.
Kadar air tanah dalam kapasitas lapang adalah jumlah air yang ditahan oleh
tanah setelah kelebihan air gravitasi meresap ke bawah karena gaya gravitasi.
Sedangkan kadar air tanah dalam titik layu permanen adalah kandungan air tanah
pada saat tanaman yang ditanam di atasnya telah mengalami layu permanen dalam
arti sukar disembuhkan kembali meskipun telah ditambahkan sejumlah air yang
mencukupi. Selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dan titik layu
permanen disebut air tersedia.
Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam bentuk persen (%) berat tanah yang
dikenal dengan kadar air gravimetrik dan dalam bentuk persen (%) volume tanah
disebut kadar air volumetrik. Kadar air volumetrik sangat penting untuk
perhitungan irigasi, drainase dan evapotranspirasi. Kadar air tanah gravimetrik
berhubungan dengan kandungan air tanah volumetrik melalui kerapatan isi dan
berat jenis air. Dalam praktikum ini, akan melakukan penentuan kadar air tanah
total secara gravimetrik.
1.2 Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut:
1. Untuk menentukan kadar air tanah total secara
gravimetrik dan volumetrik.
2. Unutk mengetahui kadar air tanah dalam hubunganya
dengan pertumbuhan tanaman.
3. Untuk menentukan presentase kadar air terhadap
volume tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan komponen utama tumbuhnya tanaman, bahkan hampir 90% sel
tanaman atau tumbuhan dan mikroba terdiri dari air. Air yang diserap tanaman
disamping berfungsi sebagai komponen sel-selnya juga berfungsi sebagai media
reaksi pada hampir seluruh metabolisme yang apabila telah dipakai diuapkan
melalui mekanisme transpirasi yang bersama-sama dengan pengupan dari tanah
sekitarnya (evaporasi) disebut evapotranspirasi. Dalam memproduksi biomasa
sangat banyak dibutuhkan air, tergantung pada jenis tanaman, biasanya untuk
setiap Kg bobot kering biomasa yang diproduksi akan ditranspirasikan air
sebanyak 500 Kg (nisbah transpisari 500). Manfaat air bagi tanaman bergantung
pada kemampuan kita dalam meningkatkan peran yang menguntungkan dan menekan
peran yang merugikan (Hanafiah, 2004).
Keadaan air yang tergantung di dalam tanah sangat perlu untuk diketahui,
terutama tentang kedalaman dri tanah, baik secara musiman maupun bulanan.
Tentang kedalaman permukaan air tanah biasa ditentukan melalui sumber-sumber
air setempat, juga melalui lubang-lubang pengeboran air (Hakim, 1986).
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dinyatakan atas dasar berat dan isi.
Perbandingn berat air yang terkadung dalam tanah dengan berat kering tanah
tersebut disebut juga kadar air tanah. Kadar air tanah digunakan untuk
menghitung parameter sifat-sifat tanah. Di dalam tanah air berada di ruangan
pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam keadaan jenuh, semua ruang pori
tanah terisi oleh air, dalam keadaan ini jumlah air yang tersimpan dalam tanah
merupakan jumlah air maksimum yang disebut kapasitas peyimpanan air maksimum
(Harjadi, 1990).
Kapasitas air tersedia (air yang dapat diserap langsung tanaman) adalah air
yang ditahan pada kondisi kapasitas lapang sehingga koefisien layu, namun
semakin mendekati koefisien layu, tingkat ketersediaan makan rendah. Oleh
karena itu, untuk menjamin tercukupnya kebutuhan tanaman, suplay air harus
diberikan apabila 50-80% air tersedia ini telah habis terpakai (Hanafiah,2004).
Air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga, dalam lapisan geologi.
Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan air tanah dinamakan daerah jenuh
sedangkan daerah tidak jenuh biasanya terletak di atas daerah jenuh sampai
permukaan tanah, dimana rongga berisi air dan udara, karena air tersebut
meliputi lengas tanah dalam daerah akar, maka hal ini mempunyai arti penting
yang sangat penting bagi pertanian, botani dan ilmu tanah (Djajakirana, 1984).
Air tanah berfungsi sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta
keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap
faktor-fakror lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan
kadar air harus disaring, diukur dan biasanya satu kali contoh tanah akan
dianalisis untuk penerapan suatu sifat (Hakim, 1986).
Jumlah air yang terdapat diabsorpsi oleh tumbuhan dipengaruhi oleh faktor
tumbuhan dan iklim. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim
dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang
dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas
tanah yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan
dan kelembapan, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah
(Bukiman, 1982).
Karena jumlah air yang ditahan oleh tanah dinyatakan atas dasar berat dan
isi, maka pada tanah alfisol dasar penentuanya adalah pengukuran kehilangan
berat dari suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu
15°C selama 24 jam. Kadar air dihitung secara gravimetrik dengan satuan gr/gr,
yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering (Pairunan,1985).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan alumunium, timbangan
ketelitian 0,1 g, oven dan desikator.
Sedangakan bahan yang digunakan adalah contoh tanah.
3.2
Prosedur Kerja
Prosedur kerja yangdilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Cawan tanpa tutup ditimbang, kemudian
dimasukan contoh tanah sekitar 10 g dan ditimbang kembali.
⏬
|
Contoh tanah dikeringkan dalam oven pada suhu
105°C sampai bobot tetap
⏬ |
Botol didinginkan dan ditimbang
⏬
|
Kadar air tanah dihitung berdasarkan bobot
tanah kering oven 105°C dengan persamaan yang telah ditentukan
|
Kadar air dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Bobot air = bobot air berisi tanah lembab – bobot botol berisi tanah kering
105°C
Bobot tanah kering 105°C = bobot botol berisi tanah kering 105°C – bobot
botol
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil praktikum percobaan menghitung kadar air tanah adalah sebagai berikut:
Berat
|
||||||
NO
|
Cawan
Kosong
|
Cawan +
Tanah basah
|
Cawan +
Tanah kering
|
Tanah
Basah
|
Tanah
Kering
|
Kadar
Air
|
(g)
(%)
|
||||||
C1
C2
|
14,6
14,8
|
24,6
24,7
|
23,2
23,4
|
10
10
|
8,6
8,6
|
16,28
15,12
|
Pembahasan
Dari praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil tanah kering 8,6g yang
sebelumnya tanah bermassa 10g dan menghasilkan cawan + tanah kering 23,2 g dan
23,4 g yang sebelumnya cawan + tanah basah 24,6 g dan 24,7 g.
Mula – mula dilakukan penimbangan cawan I yang menghasilkan massa 14,6 g
dan cawan II 14,8 g. Kedua cawan ini memiliki bobot yang berbeda karena cawan
yang memiliki bobot lebih rendah dia lebih sering digunakan sebagai wadah untuk
droven sehingga mengalami penyusunan bobot.
Kemudian menimbang tanah masing – masing 10 g dan kemudian dimasukan
kedalam cawan I dan cawan II dan selanjutnya ditimbang kembali. Cawan I berisi
tanah memiliki bobot 24,6 dan cawan II berisi tanah memiliki bobot 24,7 g.
Selanjutnya tanah dioven pada suhu 105°C selama 24 jam.
Setelah tanah dioven selama 24 jam, cawan I dan cawan II yang berisi tanah
didinginkan di dalam desikator kemudian cawan ditimbang. Setelah ditimbang,
cawan I yang berisi tanah kering memiliki bobot 23,2 g sedangkan cawan II yang
berisi tanah kering memiliki bobot 23,4 g. Sehingga didapatlah bobot tanah
kering masing- masing 8,6 g yang sebelumnya tanah berbobot 10 g. Selanjutnya
dihitung % kadar air tanah pada cawan I dan cawan II. % kadar air tanah pada
cawan I yaitu 16,28 % dan pada cawan II 15,12%. Sehingga kadar air tanah pada
cawan I lebih besar dari pada cawan II.
Untuk mengetahui kadar air tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan
tanaman ada beberapa jenis, yaitu kadar air tanah dalam keadaan kadar air
total, kapasitas lapang dan titik layu permanen.
Kadar air total tanah adalah kadar air tanah yang didapat dari pengertian
tanah di dalam oven dengan suhu 105°C dalam waktu 24 jam, sehingga bobotnya tetap
tinggi.
Kadar air tanah dalam keadaan kapasitas lapang adalah jumlah air yang dapat
ditahan oleh tanah setelah kelebihan air meresap ke bawah akibat gaya
gravitasi.
Sedangkan kadar air tanah dalam titik layu permanen adalah jumlah air tanah
atau kandungan air tanah pada saat tanaman yang ditanam diatasnya mengalami
layu permanen walaupun telah ditambah sejumlah air yang menutupi untuk tanaman.
Karena air merupakan komponen utama tumbuhnya tanaman, maka kadar air yang
terkandung di dalam tanah perlu untuk diketahui, terutama kedalaman dari tanah,
bahkan faktor – faktor yang mempengaruhi kadar air tanah.
Faktor –faktor yang mempengaruhi kadar air tanah tersebut adalah sebagai
berikut:
A. Pori mikroPori mikro berkaitan dengan porositas tanah yakni proporsi ruang pori total yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara. Sehingga tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masukkeluar tanah secara leluasa bersifat porous, jadi semakin tinggi ruang pori mikro atau semakin porous tanah maka kadar air dalam tanah semakin tinggi.
1.Iklim
Iklim ini berkaitan dengan suhu, panjang hari atau lama penyinaran, kelembaban dan curah hujan. Ketika suhu udara meningkat, maka terjadi evaporasi yang besar pula maka kadar air dalam tanah menurun. Oleh karena itu pada saat musim panas tanaman harus sering disiram supaya kebutuhan air tercukupi. Sama halnya dengan suhu, panjang hari atau lama penyinaran suatu daerah akan mempengaruhi suhu didaerah tersebut, maka jika lama penyinaran atau panjang hari lama, maka suhu pun meningkat sehingga evaporasi juga meningkat dan ini berpengaruh terhadap kadar air tanah yang semakin menurun. Jika disuatu daerah tersebut lembab, maka secara otomatis suhu ditempat tersebut turun, jadi evaporasi yang terjadi tidak meningkat sehingga kadar air tanah tinggi. Begitupun curah hujan, jika curah hujan tinggi, maka kadar air dalam tanah juga tinggi dan begitupun sebaliknya jika curah hujan rendah maka kadar air dalam tanah juga rendah.
2.Vegetasi dari tanaman yang ada di atas tanah
Jika vegetasi di atas tanah banyak dan bermacam-macam, maka tanaman tersebut pasti mengugurkan daunya dan kemudian mebusuk menjadi bahan organik tanah. Sehingga ketika bahan organik yang terdapat dalam tanah tinggi, maka kadar air dalam tanahpun tinggi, begitupun sebaliknya.
3. Bahan Organik
Sama halnya dengan vegetasi, bahan organik tanah dipengaruhi oleh vegetasimaka jika bahan organik tinggi, maka kadar air tanah juga tinggi.
4. Tekstur Tanah Tesktur tanah merupakan komposisi dari pasir, debu dan liat. Pada tanah bertekstur pasir lebih tinggi, maka kadar air tanah lemah atau sedikit. Sedangkan pada tanah dengan tekstur debu dan liat yang dominan atau tinggi, maka kadar air tanah juga tinggi.
5.Struktur Tanah
Kaitanya dengan kadar air tanah, ditetapkan 3 konsistensi yaitu tanah dalam keadaan lembab dibedakan dalam konsistensi gembur sampai teguh, tanah keadaan kering dibedakan dalam konsistensi lunak sampai keras, dan tanah keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatanya yaitu dari tidak lekat sampai lekat. Jadi semakin porous tanah atau remah suatu tanah, maka kadar airnya semakin tinggi.
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
- Kadar air tanah pada cawan I sebesar 16,28%, sedangkan pada cawan II 15,12%.
- Selisih kadar air tanah pada percobaan cawan I lebih tinggi daripada kadar air tanah cawan II.
- Kadar air tanah dalam kaitanyadengan pertumbuhan tanaman sangat penting karena setiap tanaman memerlukan jumlah air yang berbeda-beda, maka perlu mengetahui kadar air dalam tanah.
- Kadar air tanah dipengaruhi oleh faktor iklim, faktor pori mikro dalam tanah, faktor vegetasi, bahan organik, tekstur dan struktur.
- Dalam kadar air tanah terdapat kadar air total, kadar air tanah dalam kapasitas lapang dan kadar air tanah dalam keadaan titik layu permanen.
DAFTAR
PUSTAKA
Bukiman and Brady. 1982. Dasar-dasar
Ilmu Tanah. Diterjemahkan oleh
Jayadiningrat. ITB Bandung.
Djajakirana, G. 1984. Dasar-dasar
Ilmu Tanah. IPB Press. Bogor.
Foth, H.D. 1984. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Diterjemahkan
oleh Endang, D.P, Dkk. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR - DASAR ILMU TANAH - KADAR AIR TANAH LENGKAP
Reviewed by https://numpuktugas.blogspot.com/
on
September 25, 2017
Rating:
No comments:
Post a Comment