PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Makhluk hidup mulai dari tingkat uniseluler sampai tingkat
multiseluler memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu
dimaksudkan agar tetap mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka bumi.
Proses mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke dalam proses reproduksi
atau perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara reproduksi yang berbeda
satu sama lain. Pada hewan avertebrata proses reproduksi masih sederhana,
sedangkan pada hewan vertebrata prosesnya kompleks dan melibatkan banyak organ
reproduksi. Proses reproduksi didukung oleh sejumlah hormon reproduksi, sel
kelamin, saluran reproduksi, dan sejumlah hormon reproduksi.
Golongan invertebrata, mengalami perkembangan pasca lahir, yang dikenal dengan regenerasi. Kemampuan untuk meregenerasi struktur tubuh yang hilang dijumpai pada spons, coelenterate, cacing, bahkan banyak diantaranya mampu membentuk organisme baru. Sedangkan, golongan vertebrata regenerasi hanya berlangsung secara fisiologi seperti kulit dan derivatnya.
Golongan invertebrata, mengalami perkembangan pasca lahir, yang dikenal dengan regenerasi. Kemampuan untuk meregenerasi struktur tubuh yang hilang dijumpai pada spons, coelenterate, cacing, bahkan banyak diantaranya mampu membentuk organisme baru. Sedangkan, golongan vertebrata regenerasi hanya berlangsung secara fisiologi seperti kulit dan derivatnya.
1.2
Tujuan
Mengenal
bagian-bagian insecta.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Belalang
Belalang
adalah serangga
herbivora
dari subordo Caelifera dalam ordo
Orthoptera.
Serangga ini memiliki antena yang hampir
selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor
pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies
belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur
belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen
(disebut stridulasi), atau karena kepakan
sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok
untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap,
walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang
betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan. Dalam Agama Islam,
Belalang adalah salah satu dari dua hewan yang apabila telah terlebih dahulu
mati masih dihalalkan untuk dimakan, bersama Ikan.[rujuka
BELALANG
Belalang-lompat mana pun yang memiliki antena atau organ
peraba yang pendek, teristimewa yang bermigrasi dalam kawanan besar. Di antara
beberapa kata Ibrani yang diterjemahkan menjadi ”belalang”, yang paling sering
muncul adalah ʼar·beh′ dan dianggap memaksudkan belalang pengembara,
yakni serangga tersebut pada tahap dewasa dan sudah bersayap. Kata Ibrani ye′leq
memaksudkan belalang tak bersayap yang merayap, yakni belalang muda pada tahap
pertumbuhan. Istilah
Ibrani sol·ʽam′ memaksudkan belalang yang dapat dimakan, sedangkan goh·vai′
berarti sekawanan belalang. Kata Yunani a·kris′ diterjemahkan menjadi
”belalang”.
Belalang panjangnya kira-kira 5 cm atau lebih, dan
diperlengkapi dengan dua pasang sayap, empat kaki untuk berjalan, serta dua
kaki pelompat yang lebih panjang dengan paha yang lebar. Sewaktu tidak
digunakan, sayap-sayap belakang yang lebar dan transparan terlipat di bawah
selaput sayap depan yang tebal. Dengan kaki-kaki pelompatnya, serangga ini
sanggup melompat sejauh berkali-kali lipat panjang tubuhnya. Dalam Alkitab,
belalang kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan jumlah yang tak terhitung.
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal :
Minggu, 24 November 2013
Waktu :
Pukul 09.00 s.d 11.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi
3.2 Alat dan Bahan
A.
Alat
1. Pinset
2. Pisau
3. Silet tajam
4. Tissue
5. Gunting
6. Alat tulis
B.
Bahan
1. Seekor Belalang (Valanga SP)
3.3 Prosedur Kerja :
Amati bagian bagian belalang danm gambar;
1. Kepala(caput)
2. Dada(thorax)
3. Abdomen
4. Tungkai
5. Anthena
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Kepala
·
Ocellus:Adalah mata belalang sederhana belalang yang bertugas mendeteksi perbedaan benda berdasarkan intesitas cahaya
· Compund Eye:
Adalah mata majemuk. Sebuah mata yang terdiri dari titik-titik mata
· Antena:
Sungut beruas-ruas di bagian kepala. Di bagian atas mulut. Terdiri dari fungsi-fungsi sensor seperti menyentuh, membaui, dan kadang digunakan untuk sedikut mendengar.
· Gena:
Bagian kepala di bawah mata majemuk
· Frons:
Bagian kepala di bagian depan, diantara mata majemuk dan mulut
· Clypeus:
Bagian kepala diantara Frons dan Labrum
· Mandible:
Bagian rahang yang digunakan untuk mengunyah
· Labium:
Rahang bagian bawah
· Palps:
Bagian beruas-ruas, perpanjangan dari maxillae dan labium.
4.2 Dada (thorax)
Bagian dada terdiri atas 3 ruas/segmen yaitu :
- · segmen prothoraks di sebelah depan.
- · segmen mesothoraks disebelah tengah.
- · segmen metathoraks di sebelah dada paling belakang
4.3 Abdomen
Pada umumnya abdomen pada serangga primitif
tersusun atas 11-12 ruas yang dihubungkan oleh bagian seperti selaput
(membran). Jumlah ruas untuk tiap spesies tidak sama. Pada serangga primitif
(belum mengalami evolusi) ruas abdomen berjumlah 12. Sebagian besar ruas
abdomen tampak jelas terbagi menjadi tergum (bagian atas) dan sternum (bagian
bawah), sedangkan pleuron (bagian tengah) tidak tampak, sebab sebagian bersatu
dengan tergum. Perbedaan kelamin jantan dan kelamin betina terlihat jelas pada
abdomen (Djafaruddin, 1996).
4.4 Tungkai
Tipe
ambalatorial tibia , adalah tungkai yang berfungsi untuk berjalan ditandai
dengan femur dan tibia yang lebih panjang dari bagian tungkai lainnya. tungkai
ini merupakan bentuk umum tungkai serangga.
Tipe raptorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk menangkap dan mencengkram mangsa, ditandai dengan pembesaran femur tungkai depan. Misalnya kaki depan belalang sembah.
Tipe raptorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk menangkap dan mencengkram mangsa, ditandai dengan pembesaran femur tungkai depan. Misalnya kaki depan belalang sembah.
5.5 Antena
Antena merupakan alat penting
yang berfungsi sebagai alat perasa dan alat pencium. Ruas pertama antena yang
disebut skapusmelekat pada kepala. Ruas kedua disebut pediseldan ruas-ruas
berikutnya secara keseluruhan disebut flagelum.
Bentuk dan ukuran antena serangga sangat beragam. Berdasarkan bentuknya antena serangga dapat dibedakan menjadi 14 tipe yaitu :
1.
Filiform :menyerupai tambang, tiap-tiap segmen yang membentuk antena ukurannya sama,
misalnya antena pada Valanga sp. (Orthoptera).
2. Moniliform : seperti manik-manik, ruas-ruas antena berukuran sama dan berbentuk bulat, misalnya Rhysodidae.
3. Setaseous : seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena maakin ramping, misalnya Isoptera.
4. Clavate : seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya, misalnya Coccinellidae.
5. Capitate : seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba membesar, misalnya Nitidulidae.
6. Serate : tiap-tiap segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.
7. Geniculate : segmen pertama berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang lebih kecil yang membentuk sudut dengan segmen pertama, misalnya Formicidae.
8. Pectinate : setiap segmen memanjang ke arah samping seperti sisir, misalnya Pyrochoroidae.
9. Bipectinate : setiap segmen memiliki satu pasang rambut.
10. Stylate : segmen terakhir runcing dan agak panjang, misalnya Asilidae.
11. Aristate : seakan-akan dari segmen antena keluar lagi antena, misalnya Muscidae.
12. Plumose : setiap segmen berambut lebat dan panjang, misalnya nyamuk jantan.
13. Lamellate : segmen paling ujung membesar dan menjadi lempengan, misalnya Scarabaidae.
14. Flabellate : semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan, misalnya Rhipiceridae
2. Moniliform : seperti manik-manik, ruas-ruas antena berukuran sama dan berbentuk bulat, misalnya Rhysodidae.
3. Setaseous : seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena maakin ramping, misalnya Isoptera.
4. Clavate : seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya, misalnya Coccinellidae.
5. Capitate : seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba membesar, misalnya Nitidulidae.
6. Serate : tiap-tiap segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.
7. Geniculate : segmen pertama berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang lebih kecil yang membentuk sudut dengan segmen pertama, misalnya Formicidae.
8. Pectinate : setiap segmen memanjang ke arah samping seperti sisir, misalnya Pyrochoroidae.
9. Bipectinate : setiap segmen memiliki satu pasang rambut.
10. Stylate : segmen terakhir runcing dan agak panjang, misalnya Asilidae.
11. Aristate : seakan-akan dari segmen antena keluar lagi antena, misalnya Muscidae.
12. Plumose : setiap segmen berambut lebat dan panjang, misalnya nyamuk jantan.
13. Lamellate : segmen paling ujung membesar dan menjadi lempengan, misalnya Scarabaidae.
14. Flabellate : semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan, misalnya Rhipiceridae
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Kepala : Ocellus, Compund Eye,
Antena, Gena, Frons, Clypeus, Mandible, Labium, Palps. Dada (thorax), bagian dada terdiri atas 3 ruas/segmen yaitu
: segmen prothoraks di sebelah depan, segmen mesothoraks disebelah tengah,
dansegmen metathoraks di sebelah dada paling belakang.Abdomen, pada umumnya
abdomen pada serangga primitif tersusun atas 11-12 ruas yang dihubungkan oleh
bagian seperti selaput (membran). Tungkai tipe
ambalatorial tibia , adalah tungkai yang berfungsi untuk berjalan ditandai
dengan femur dan tibia yang lebih panjang dari bagian tungkai lainnya. Antena merupakan alat penting yang berfungsi sebagai
alat perasa dan alat pencium.
5.2 Saran
- Untuk Dosen : Diharapkan kiranya agar dalam pembuatan jadwal praktek tidak sesuka hatinya, diharapkan ada diskusi dengan praktikan terlebih dahulu.
- Untuk asisten dosen : Diharapkan dalam menyampaikan materi lebih jelas.
- Untuk Praktikan : Diharapkan lebih memperhatikan arahan yang diberikan agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum yang berlangsung dan dalam pembuatan laporan tidak lagi terjadi kesalahan dan kiranya dalam pembuatan laporan agar berusaha sendiri jangan mengharapkan orang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim1. 2012. Asal usul sel/ http://asal-usul-motivasi.blogspot.com
LAPORAN BIOLOGI - STRUKTUR HEWAN BELALANG
Reviewed by https://numpuktugas.blogspot.com/
on
January 30, 2015
Rating:
No comments:
Post a Comment