BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Dewasa
ini kebutuhan akan makanan yang bervariasi dan juga bernilai gizi
tinggi telah mengalami peningkatan. Potensi salah satu komoditas pangan
yang patut dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah
umbi-umbian seperti singkong. Selama ini, di daerah – daerah pedesaan,
para petani hanya menjual singkong secara langsung tanpa mengalami
proses pengolahan terlebih dahulu. Sehingga harga jualnya sangat rendah
dan tidak bisa memberikan pendapatan lebih bagi para petani. Dengan
mengetahui pemanfaatan dan produk-produk apa saja yang dapat dihasilkan
dari singkong tentu akan mendorong dan memotivasi petani untuk
memanfaatkan hasil pertaniannya agar memperoleh penghasilan yang lebih
tinggi. Singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan yang enak
dan juga bernilai gizi tinggi. Banyaknya produk olahan dari singkong
menjadi alasan utama mengapa singkong perlu dikembangkan dalam
pengolahannya. Dipilihnya singkong juga sangat tepat mengingat manfaat
dan kegunaan singkong cukup luas, terutama untuk industri makanan.
Banyaknya manfaat dan kegunaan dari singkong memungkinkan singkong lebih
ditumbuhkembangkan di daerah – daerah sentra produksi singkong.
Berbagai jenis produk olahan langsung terdiri dari produk olahan kering
(misalnya keripik singkong dan kerupuk singkong) dan produk olahan semi
basah (contohnya tape, getuk dan makanan tradisional lainnya). Untuk
produk awetan olahan singkong dapat dijadikan produk tapioka dan
turunannya, gaplek dengan produk turunannya (antara lain tiwul, nasi
rasi (beras singkong), serta tepung singkong sebagai bahan baku untuk
tiwul instan dan juga berbagai aneka kue. ( Purba, 2012)
Dari
berbagai jenis makanan tersebut keripik singkong merupakan produk yang
cocok untuk kalangan petani, selain proses pembuatannya yang cukup
mudah, keripik singkong merupakan makanan ringan yang sudah tidak asing
lagi bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bahkan keripik singkong
menjadi ikon makanan khas Indonesia yang sangat digemari oleh semua
lapisan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya
usaha kecil menengah yang memproduksi keripik singkong.
Apabila
ditinjau dari aspek ekonomis usaha pembuatan keripik singkong mempunyai
prospek yang menggembirakan. Karena dengan harga yang sangat terjangkau
konsumen bisa menikmati keripik singkong yang renyah, gurih, dan
nikmat. Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya kripik singkong
sebagai makanan ringan yang lezat dan bernilai gizi tinggi, maka
permintaan konsumen dan pasar terhadap kripik singkong di berbagai
daerah terus meningkat.
1.2 Rumusan masalah
- Bagaimana kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan ?
- Bagaimana cara pembuatan keripik singkong ?
- Bagaimana perbandingan keuntungan antara penjualan singkong secara langsung dengan penjualan singkong sebagai keripik?
1.3 Tujuan
- Mengetahui kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan.
- Mengetahui cara pembuatan keripik singkong.
- Mengetahui perbandingan keuntungan antara penjualan singkong secara langsung dengan penjualan singkong sebagai keripik.
BAB II
Pembahasan
2.1 Kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan
Singkong
lebih dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu. Secara keseluruhan
tumbuhan ini telah dimanfaatkan, baik daun maupun akarnya. Bagian akar
disebut juga umbi, dengan dagingnya berwarna putih atau
kekuning-kuningan bila dalam keadaan segar. Umbi singkong tidak tahan
disimpan lama tanpa perlakuan khusus setelah dipanen kurang lebih selama
dua hari. Pada saat itu, singkong telah mengandung racun yang ditandai
oleh perubahan warna daging buahnya menjadi biru gelap. Racun itu adalah
asam sianida.
Ada
beberapa jenis singkong yang dikembangkan di Indonesia. Jenis atau
varietas singkong digolongkan berdasarkan kadar asam sianida yang
dikandungnya. Ada jenis singkong manis dan singkong pahit. Singkong
manis dapat digunakan langsung karena mempunyai kadar asam sianida
relatif rendah. Yakni kadarnya di bawah 40 mg asam sianida per kilogram
(kg) umbi yang masih segar. Kadar sianida di bawah 40 mg dapat hilang
ketika singkong dibilas air atau dimasak sampai matang, sehingga tetap
menjadikan umbi singkong tidak dapat dikonsumsi secara langsung dalam
keadaan mentah. Untuk kelompok singkong manis, diantaranya gading, adira
I, mangi, betawi, metega, randu ranting, dan kaliki. Jenis singkong
pahit mempunyai kadar asam sianida di atas 50 mg/kg umbi segar. Umumnya
digunakan untuk keperluan industri, seperti industri tapioka. Golongan
singkong pahit adalah basiorao, adira IV, muara, tapikuru, bogor, adira
II, dan SPP. Berdasarkan penelitian beberapa ahli, dikatakan bahwa
semakin tinggi kadar asam sianida dalam umbi, maka rasanya akan semakin
pahit. Beberapa cara telah diterapkan untuk mengurangi senyawa racun
itu, seperti perebusan, pemanasan, pengukusan, pencucian, dan
pengeringan. Cara pencucian tergolong efektif untuk mengurangi racun
sianida karena asam sianida mudah terlepas ke dalam air rendaman.
Sementara cara pengeringan dapat menguapkan senyawa beracun tersebut. (
Husniati, 2010)
Hal
terpenting untuk diperhatikan dalam menghidangkan aneka macam makanan
dari bahan singkong yang aman dari racun ini adalah memilih umbi
singkong dari jenis singkong manis dan melakukan proses pencucian
seperti yang dianjurkan. Kadar asam sianida yang rendah di bawah 40
mg/kg umbi segar relatif aman, tidak membahayakan kesehatan, dan berasa
manis. Karena itu, apabila mengkonsumsi umbi singkong dan beberapa jenis
umbi – umbi lain yang mengandung sianida, sebaiknya memilih jenis umbi
yang memiliki kadar asam sianida rendah dan masih dalam keadaan segar
serta memperhatikan cara pengolahan untuk menghilangkan racunnya.
2.2 Pembuatan keripik singkong
Pembuatan
keripik singkong sangat sederhana dan tidak dibutuhkan keahlian khusus,
tetapi perlu diperhatikan dalam memilih singkong dan teknik
pembuatannya. Apabila menggunakan bahan singkong yang berkualitas baik
dan juga teknik pembuatan yang baik, maka akan menghasilkan keripik
singkong yang enak dan renyah. Singkong yang baik untuk keripik adalah
singkong yang masih muda yang berumur sekitar 3 bulan,tidak memiliki
banyak serat, dan diolah ketika singkong masih dalam keadaan segar.
Bahan-bahan
yang diperlukan dalam pembuatan keripik singkong adalah singkong,
garam, bawang putih, air kapur sirih, air dan minyak goreng. Tahap-tahap
pembuatan keripik singkong adalah sebagai berikut :
- Langkah awal pembuatan keripik singkong diawali dari memanen singkong yang sudah berumur sekitar 3 bulan. Dipilih singkong yang tidak terlalu tua, karena biasanya singkong yang tua cenderung lebih keras dibandingkan singkong yang muda.
- Singkong yang sudah dipanen lalu dibersihkan dari kulit arinya,pembersihan ini dilakukan hingga tidak ada lagi kulit ari yang tersisa kemudian dicuci hingga bersih. Jika sudah di cuci dengan bersih, singkong tersebut di iris – iris. Pengirisan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu vertikal dan horizontal, menurut selera dan nilai jualnya. Irisan harus tipis dan rata agar tidak keras.
- Bawang putih dan garam dihaluskan,kemudian dimasukkan ke dalam air,dan ditambahkan sedikit air kapur sirih.
- Kemudian irisan singkong dimasukkan ke dalam air yang sudah dibumbui lalu direndam ( sekitar setengah jam atau semalaman agar bumbunya meresap). Setelah itu ditiriskan, singkong yang telah direndam tersebut dikeringkan hingga benar – benar kering tanpa terkena sinar matahari secara langsung.
- Setelah singkong selesai dibersihkan dan diiris, kemudian masuk ke tahap penggorengan. Di saat menggoreng singkong, harus selalu dilakukan pengecekan agar tidak lengket satu sama yang lain. Dan dipastikan minyak untuk menggoreng singkong dalam keadaan cukup panas.
- Setelah keripik matang (bagian tepi irisan singkong bewarna kecoklatan),keripik singkong ditiriskan, selanjutnya keripik siap masuk ketahap berikutnya yaitu proses penimbangan dan pengemasan. Dalam proses ini tidak boleh sembarangan mengemasnya,harus dilakukan dengan teliti agar kemasan tertutup dengan benar. ( Adijaya, 2012)
2.3 Perbandingan keuntungan antara penjualan singkong secara langsung dengan penjualan singkong sebagai keripik.
Dalam
berwirausaha tujuan yang paling utama ialah memperoleh keuntungan.
Untuk menanam singkong, rata-rata petani mengeluarkan modal kerja
sekitar Rp 500.000,00 per hektar per musim tanam. Setelah 9 bulan sampai
1 tahun, mereka akan panen sekitar 10 ton singkong segar. Kalau disaat
panen harga singkong Rp 500,00 per kg, petani akan memperoleh pemasukan
sebesar Rp 5.000.000,00. Keuntungan mereka sebesar 900% dari modal kerja
dalam kurun waktu 1 tahun. Sebuah prosentase keuntungan yang cukup
baik. Pendapatan mereka dari singkong memang sangat besar prosentasenya,
namun secara nominal petani singkong tidak akan dapat hidup dari
komoditas tersebut. Itulah sebabnya harus ada suatu pemanfaatan singkong
menjadi produk dengan nilai jual yang lebih tinggi, salah satunya
adalah dengan membuat usaha keripik singkong.
Dalam
usaha keripik singkong, selain menggunakan singkong sebagai bahan
utamanya juga diperlukan alat – alat dan bahan yang lain dalam proses
pembuatannya. Sehingga selain modal awal penanaman singkong, juga
diperlukan biaya produksi. Berikut ini adalah biaya yang diperlukan
dalam proses pembuatan keripik dengan asumsi singkong yang digunakan
sebesar 500 kg per produksinya.
- Peralatan yang digunakan untuk produksi.
No | Jenis Alat | Jumlah (Unit) | Harga (Rp/unit) | Usia Usaha (th) |
1 | Penggorengan | 2 | 50.000 | 5 |
2 | Pisau | 10 | 10.000 | 5 |
3 | Kompor gas | 2 | 200.000 | 5 |
4 | Sarung tangan | 2 | 5.000 | 1 |
5 | Plastik | 20 | 5.000 | – |
- Bahan baku yang digunakan dalam sekali proses produksi.
No | Nama bahan baku | Jumlah(kg) | Harga (Rp) |
1 | Garam | 10 | 1.000/kg |
2 | Bawang putih | 10 | 15.000/kg |
3 | Minyak goreng | 100 | 7 .000/kg |
4 | Kapur sirih | 4 | 20.000/L |
- Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha.
No | Jumlah tenaga kerja | |||
TKDK | TKLK | |||
Pria | Wanita | Pria | Wanita | |
3 | – | 4 | 2 |
Keterangan :
TKDK : Tenaga kerja dalam keluarga
TKLK : Tenaga kerja luar keluarga
Upah tenaga kerja :
Pria : Rp. 30.000/ HKP
Wanita : Rp. 30.000/HKP
Jam kerja : 4-6 jam/hari
- Harga hasil produksi.
No | Satuan | Harga(Rp) |
1 | 1 | 5. 000 |
2.3.1 Analisis usaha
Diasumsikan
dalam satu kali proses produksi rata – rata dihasilkan 1000 bungkus
keripik dengan harga produk Rp 5.000,00 per bungkus. Pembayaran upah
tenaga kerja dilakukan setiap pekerjaan selesai dilakukan. Perhitungan
biaya produksi dan keuntungannya adalah sebagai berikut :
- Biaya Variabel
Jumlah | @(Rp) | Total(Rp) | |
TLKL | 4 | 35.000 | 140.000 |
Bawang putih | 10 kg | 15.000 | 150.000 |
Garam | 10 kg | 1.000 | 10.000 |
Minyak goreng | 100 kg | 7.000 | 700.000 |
Plastik | 10 pack | 5.000 | 50.000 |
Kapur sirih | 4 kg | 20.000 | 80.000 |
Total | 1.130.000 |
- Biaya Tetap
Nama Alat | Jumlah | @ (Rp) | Umur Ekonomis | Total (Rp) setelah Penyusutan per tahun |
Kompor gas | 2 buah | 200.000 | 5 | 400.000 |
Penggorengan | 2 buah | 50.000 | 5 | 10.0000 |
Sarung tangan | 2 buah | 5.000 | 1 | 100.00 |
Pisau | 10 buah | 10.000 | 4 | 100.000 |
TKDK | 4 | 35.000 | – | 140.000 |
Total | 750.000 |
- Total Biaya
Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap
= Rp 1.130.000,00 + Rp 750.000,00
= Rp 1.880.000,00
- Penerimaan Kotor
Penerimaan Kotor = Jumlah produksi x Harga produksi
= 1000 x Rp 5.000,00
= Rp 5.000.000,00
- Pendapatan Bersih
Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya
= Rp 5 000.000,00 – Rp 1.880.000,00
= Rp 3.120. 000,00
- Pendapatan Keluarga
Pendapatan Keluarga = Pendapatan bersih + Biaya tetap
= Rp 3.120.000,00 + Rp 750.000,00
= Rp 3.870.000,00
Keuntungan
dari hasil produksi tersebut dapat digunakan untuk pengembangan usaha
tani selanjutnya karena dari keuntungan yang diperoleh, setelah dapat
mencukupi kebutuhan hidup masih ada uang yang tersisa yang dapat
digunakan untuk pengembangan usaha tani selanjutnya. Dengan asumsi
bahan baku singkong yang digunakan dalam proses produksi sebesar 500 kg
diperoleh keuntungan sekitar Rp 3.120.000,00. Sehingga jika 1 hektar
tanah dapat menghasilkan 10 ton singkong, maka keuntungannya adalah Rp
62.400.000,00. Dengan usaha keripik ini, tentu akan diperoleh keuntungan
yang lebih besar yang dapat meningkatkan penghasilan petani
dibandingkan jika hanya menjual singkong secara langsung.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Singkong
yang baik untuk digunakan sebagai bahan makanan adalah singkong manis,
karena memiliki kadar asam sianida yang relatif rendah sehingga tidak
beracun jika dikonsumsi. Selain itu juga harus diperhatikan dalam cara
pengolahannya serta memilih singkong yang masih segar untuk dijadikan
bahan makanan.
Singkong
dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, salah satunya adalah
keripik singkong.Dalam proses pembuatan keripik, ada beberapa tahap
yang harus dilakukan yaitu pemilihan, pencucian,pemotongan,
penggorengan, dan pengemasan.
Dalam
membuat suatu usaha, tujuan yang paling utama adalah memperoleh
keuntungan. Dengan mengolah singkong menjadi keripik, akan diperoleh
keuntungan yang lebih besar daripada menjual singkong secara langsung
tanpa proses pengolahan. Dalam pembuatan usaha ini, diperlukan modal
yang lebih besar, namun keuntungan yang diperoleh juga lebih besar, dan
dari keuntungan tersebut, selain dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup, juga dapat digunakan untuk modal usaha selanjutnya.
Sehingga dengan usaha keripik singkong ini penghasilan petani akan
meningkat.
3.2 Saran
Kita
harus memahami peluang – peluang usaha yang ada disekitar. Dalam dunia
agraris tentu banyak sekali hasil pertanian yang dapat diolah menjadi
produk lain yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Sehingga dengan
mengetahui cara pemanfaatan dari suatu hasil pertanian, kemudian
menerapkannya dalam suatu usaha, akan diperoleh keuntungan yang lebih
besar dan dapat meningkatkan penghasilan.
Daftar Pustaka
http://www.numpuktugas.blogspot.com
http://www.tugaskita.ml
http://www.tugaskita.ml/search/label/Kewirausahaan
Adijaya, Yanto. 2012. Cara membuat keripik singkong,
Husniati. 2010. Memilih Singkong Aman Dimakan,
Purba, Frans H.K. 2012. Potensi Singkong / Ubi Kayu dalam Pengembangan Usaha dan Meningkatkan Pendapatan yang Memiliki Nilai tambah,
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN KERIPIK SINGKONG LENGKAP 2017
Reviewed by https://numpuktugas.blogspot.com/
on
September 16, 2017
Rating:
No comments:
Post a Comment