
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pertanian sebagai mata pencaharian
utama dalam kehidupan manusia di beberapa bagian dunia telah mengalami proses
perkembangan yang cukup panjang dalam sejarah kebudayaan manusia. Hal itu
sejalan dengan tahap perkembangan pengetahuan manusia tentang jenis-jenis
tanaman pangan dan cara penanamannya.
Pada tahap awal, usaha manusia untuk
mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya ialah dengan berusaha
mengumpulkan hasil bumi dan berburu binatang di sekitar tempat hidup mereka.
Kegiatan manusia pada masa lalu seperti itu dikenal dengan istilah sistem mata
pencaharian berburu dan meramu. Dalam kehidupan selanjutnya, ke dalam sistem
mata pencaharian tersebut termasuk pula kegiatan menangkap ikan. Ketiga sistem
mata pencaharian itu kemudian dikenal dengan istilah “ekonomi pengumpul pangan”
(food gathering economics).
Sejak akhir abad ke-19, sistem mata
pencaharian itu mulai lenyap. Sementara itu muncul suatu tingkat perkembangan
lain dari kegiatan manusia untuk mempertahankan hidupnya, yaitu mata
pencaharian bercocok tanam di ladang. Kegiatan ini di Jawa Barat dikenal dengan
sebutan ngahuma.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan pertanian?
2. Apa yang
dimaksud dengan teknologi pertanian?
3. Permasalahan
pertanian di indonesia?
1.3 Tujuan
Untuk menyelesaikan salah satu tugas dari dosen
pembimbing dan memahami isi pokok dari makalah ruang lingkup pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertanian
Pertanian adalah
kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok
tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising),
meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti
pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Kelompok ilmu-ilmu
pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari
ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat
dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi,
permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam
pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian
karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani
adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh
“petani tembakau” atau “petani ikan”. Pelaku budidaya hewan ternak (livestock)
secara khusus disebut sebagai peternak.
2.2 Cakupan Pertanian
Pertanian dalam
pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan
makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan
sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Semua usaha pertanian
pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan
dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil,
distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani
memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai
keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming).
Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan
yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi.
Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.
2.3 Teknologi Pertanian
Teknologi Pertanian
adalah merupakan penerapan dari ilmu-ilmu teknik kepada kegiatan pertanian. Selain itu teknologi
pertanian merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan
alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia. Falsafahnya teknologi
pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat pragmatik finalistik,
dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal
kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem produksi serta pengolahan dan
pengamanan hasil produksi. Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus
budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang
diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu,
secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya
sampai pemasaran.
2.4 Sistem
Pertanian di Indonesia
Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling
primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya
penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada
ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem
ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan
ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman
pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.
·
Sistem tegal pekarangan berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang
cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu,
walupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada
umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan
tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang
tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
·
Sistem sawah, merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah
dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga
kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang
sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk
produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah, pertanian
tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
·
Sistem perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik
swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena
kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil
utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang
industri pertanian.
2.5. Macam-macam Teknologi Sektor
Pertanian Indonesia
Di Indonesia, usahatani
bidang pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah pada tanaman
hortikultura khususnya tanaman hias, sayuran dan buah-buahan, mulai dari
budidaya sampai penangan pasca panennya. Namun demikian tidak berarti komoditas
pertanian yang lainnya tidak diusahakan. Beberapa teknologi bidang pertanian
telah dihasilkan, yaitu;
1. Teknologi Peningkatan
Mutu Anggrek
Tanaman anggrek memiliki
nilai ekonomi yang cukup tinggi, untuk itu perlu adanya peningkatan mutu baik
kualitas maupun kuantitas anggrek.
Salah satu teknologi yang dapat memperbaiki mutu anggrek adalah dengan
penggunaan media dan pupuk alternatif yang sesuai.
Hasil pengkajian menunjukan bahwa aplikasi
teknologi budidaya anggrek, yaitu penggunaan media arang batok kelapa dan pupuk
NPK ditambah unsur mikro memberikan pertumbuhan yang terbaik, diikuti media
arang kayu rambutan dan pupuk NPK ditambah unsur mikro.
Perlakuan kedua kombinasi tersebut
mempunyai tingkat pengeluaran biaya lebih rendah.
2. Teknologi Penggunaan
Minyak Melaleuka Dalam Pengendalian Lalat Buah
Hama yang potensial
menimbulkan kerugian pada usaha tani tanaman buah-buahan adalah alat buah.
Tingkat kerugiannya mencapai bisa mencapai 100% bila tidak dilakukan pengendalian
secara terprogam.
Para petani buah belimbing manis telah melakukan pengendalian terhadap hama
tersebut dengan sanitasi lingkungan,pengasapan dan pembungkusan buah. Cara ini
memeang sangat efektif namun masih ada kerontokan buah sekitar 30% sehingga
perlu diupayakan cara lain untuk lebih menekan pupulasi alat buah, yaitu denga
perangkap yang menggunakan zat penarik serangga berupa Methyl Eugenol (ME).
Dari hasil pengkajian, teryata dengan menggunakan minyakmelaleuk bracteata yang
diestra dari tumbuhan, lalat buah pada belimbing manis berhasil dikendlikan.
3. Teknologi Pemanfaatan
Limbah Pertanian Sebagai Pupuk Organik
Berbagai jenis pupuk
organik mulai banyak beredar, apalagi sejak digalakan pemanfaatan limbah
pertanian sebagai bahan organik untuk pembuatan pupuk, bahkan babarapa
petani/swasta telah mencanangkan adanya pertanian organik.
Banyak limbah pertanian dapat dijadikan
sebagai bahan utama untuk pembuatan pupuk, seperti; jerami, pupuk kandang,
arang sekam, potongan rumput tanam, limbah organik dari pasar, pupuk hijau,
serbuk gergaji, sekam padi, dll.
Dari hasil pengkajian, kompos yang dibuat dengan menggunakan mikroba
decomposer/pengurai dapat dijadikan Bokashi: bokashi jerami, bokashi pupuk
kandang, bokashi ekspres, fien compos dan compos bioaktif.
2.6 Permasalahan Sektor Pertanian
Indonesia
Seiring dengan transisi
(transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai permasalahan.
Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah
produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian di Jawa dan luar
Jawa. Hal ini karena semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk
bertani. Perkembangan penduduk yang semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk
tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung kehidupan masyarakat juga
bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian beririgasi teknis
semakin berkurang.
Selain berkurangya lahan
beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per hektare juga relatif
stagnan. Salah satu penyebab dari produktivitas ini adalah karena pasokan air
yang mengairi lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk dan embung serta
saluran irigasi yang ada perlu diperbaiki. Hutan-hutan tropis yang kita miliki
juga semakin berkurang, ditambah lagi dengan siklus cuaca El Nino-La Nina
karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi pasokan air yang dialirkan
dari pegunungan ke lahan pertanian.
Sesuai dengan
permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin
saja akan semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang
dapat menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama
karena semakin murahnya produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh
Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga perlu mencermati bagaimana arah ke depan
struktur perekonomian Indonesia, dan bagaimana struktur tenaga kerja yang akan
terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian Indonesia.
2.7 Upaya Membangun Pertanian
Indonesia
Secara umum, pembangunan sektor
pertanian dihadapkan pada permasalahan pokok berupa lemahnya akses modal atau
investasi yang dimiliki para petani. Masalah tersebut menyebabkan petani tidak
mampu memanfaatkan berbagai sarana produksi unggul termasuk kemajuan teknologi
yang dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka.
Terkait dengan hal tersebut,
berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam rangka
mempertahankan swasembada pangan. Misalnya, secara terus menerus Balitbang
Tanaman Pangan Kementerian Pertanian melakukan penelitian dan pengembangan
tanaman jagung, termasuk inovasi teknologi pembudidayaan jagung.
Agar hasil karya para peneliti
tersebut dapat diaplikasikan oleh petani, maka perlu disosialisasikan kepada
masyarakat luas pada umumnya, dan masyarakat petani pada khususnya. Sosialisasi
yang dilaksanakan dapat berupa Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG), Jambore
Sekolah Lapangan Pengelolaan Sumberdaya Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi-Jagung-Kedelai,
Pekan Serelia Nasional (PSN) dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, sektor pertanian merupakan
mata pencaharian utama dalam kehidupan manusia di beberapa bagian dunia dan
sektor pertanian telah mengalami proses perkembangan yang cukup panjang dalam
sejarah kebudayaan manusia serta sejalan dengan tahap perkembangan pengetahuan
manusia tentang jenis-jenis tanaman pangan dan cara penanamannya.
Begitu pula di Indonesia. Indonesia
merupakan Negara yang sebagian besar mata pencahariannya adalah dalam sektor
pertanian. Hal ini didukung dengan kondisi yang ada di Indonesia. Akan tetapi,
dalam sektor pertanian Indonesia masih menganlami banyak kendala yang
mengakibatkan terhambatnya perkembangan sektor pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tugaskita.ml/makalah/ruanglingkup/pertanian.php/
http://www.numpuktugas.blogspot.com
http://www.google.com/
MAKALAH RUANG LINGKUP PERTANIAN
Reviewed by https://numpuktugas.blogspot.com/
on
September 08, 2015
Rating:

No comments:
Post a Comment